Kamis, 17 Maret 2011

pacaran dan hubungan seksual :) :)

*pengertian yang salah pada remaja mengenai
pembuktian cinta...

Bukti cinta di masa pacaran adalah dengan memberikan segala-galanya
termasuk keperawanan mereka. Mereka percaya bahwa hubungan
seksual membuat hubungan pacaran menjadi lebih intim
*kok bisa terjadi hubungan seksual pada remaja???
Karena janji-janji tidak akan terjadi kehamilan, dan dengan menyerahkan
keperawanan berarti cinta mereka tulus dan suci. Apabila terjadi
kehamilan pacar mereka akan bertanggung jawab. Karena awalnya
hanya sekedar coba-coba, tetapi selanjutnya menjadi ketagihan.
Karena remaja putri menggunakannya untuk mengikat pacarnya agar
tidak meninggalkan dirinya dengan memberikan keperawanan dan
melakukan hubungan seksual layaknya suami istri.
Hal ini sangat disayangkan karena rasa cinta pada pacar kita tidak perlu
dibuktikan dengan melakukan hubungan seksual.
*yang sebenarnya dibutuhkan ketika seseorang pacaran...
• Kedewasaan sikap dan pikiran artinya dalam berpacaran seseorang
harus mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya, kesiapan mentalnya untuk mencoba berpacaran, batasan-batasan apa yang
nanti harus dijaga selama berpacaran dan lain-lain, sehingga selama
berpacaran remaja tetap dapat mengontrol perilakunya dan tetap
sehat secara psikis, fisik dan sosial.
• Sehat secara fisik maksudnya” tidak menyakiti fisik kedua belah
pihak dalam arti tidak menimbulkan kehamilan, tidak ada kekerasan
fisik (memukul atau dipukul, menendang atau ditendang dan lainlain).
• Sehat secara psikis berarti tidak mengganggu jiwa, misalnya tidak
mengakibatkan perasaan jadi tertekan, membuat sedih, gelisah,
takut dan lain-lain.
• Sehat secara sosial maksudnya tidak mengganggu masyarakat dan
nilai-nilai yang ada di dalamnya.
*gimana sikap kita biar kehindar dari hal hal yang gag kita pengen??
Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan sebaiknya selama
berpacaran hindari kontak bagian tubuh yang cukup sensitif (daerah
erogen) seperti: bibir, payudara dan puting susu, pinggang, pantat,
bagian dalam paha dan daerah kelamin. Saling mengingatkan saat
pacaran perlu dibicarakan bersama pasangan. Apabila permintaan
pacar kita menurut kita bertentangan dengan ajaran dan nilai yang
kita anut dan membuat kita merasa tidak nyaman, kita harus berani
menolaknya.
Banyak remaja yang “kebablasan” dalam berpacaran dengan melakukan
hubungan seksual, hampir sebagian besar mengatakan hal itu terjadi secara aksidental, spontan atau tidak direncanakan sebelumnya.
Penyesalan baru terjadi ketika remaja putri menjadi hamil. Akibat
kehamilan ini, rasa relatif aman yang selama ini dirasakannya karena
orang lain dan masyarakat tidak mengetahui bahwa ia telah melakukan
hubungan seks pra nikah, tiba-tiba saja hilang. Kengerian akan sanksi
sosial berupa pengucilan oleh orang tua/keluarga dan pelecehan sosial
yang amat berat tiba-tiba saja hadir konkret di hadapannya.
Pada umumnya kehamilan remaja (yang belum menikah) merupakan
kehamilan yang tidak diinginkan karena mereka sebenarnya belum
siap secara mental dan fisik untuk hamil atau mempunyai anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar